Senin, 22 Februari 2021

Seniman Kaltim, karya Pelukis Balikpapan Cadio Tarompo

Lukisan Dayak  "ekspresionis" Karya Cadio Tarompo 
yang dibuat tahun 2008 dengan media Akrilik


 

Mural Pelukis Balikpapan Kaltim oleh Cadio Art Studio, Marty dan Cadio Tarompo


Mural Koleksi Pah Ahmad Basir, CEO PT. Permata Abadi Group di  BDS 2 Balikpapan tahun 2019 oleh Cadio Art Studio, Marty Binti Pare dan Cadio Tarompo






 

Mural Pelukis Balikpapan Kaltim karya Cadio Tarompo dan Marty Binti Pare


Salahsatu Mural Koleksi Bpk. Ahmad Basir di seputar gapura BDS 2 Balikpapan thn 2019 yang di kerjakan oleh Cadio Art Studio, Cadio dan Marty

 

Minggu, 07 Februari 2021

Pelukis Kaltim Balikpapan, karya Mural Cadio Tarompo ( Ariyadi ) dan Marty




Karya Mural di UNIBA Balikpapan oleh Cadio Tarompo, Marty Binti Pare beserta 2 anaknya Alodia Vandora Tarompo dan Tory Tofoji Tarompo
 

Ariyadi atau Cadio Tarompo Seniman Balikpapan Kaltim

Cadio Tarompo Pelukis Balikpapan Kaltim

 Potensi – 2014 – Cat Minyak, akrilik, cat air, pensil dan pulpen pada kanvas – 145 x 180cm

Keberagaman budaya di Indonesia  adalah cerminan bangsa kita  yang patut diperhatikan dan lestarikan baik oleh Masyarkat, Swasta maupun Pemerintah karena budaya merupakan hasil karya manusia  berupa pikiran, pebuatan maupun penciptaan benda-benda seni. Budaya berhubungan erat dengan pariwisata karena pariwisata  berpengaruh terhadap manifestasi kebudayaan  baik berupa  peninggalan kebudayaan, tradisi, religius,  perilaku masyarkat maupun artefak-artefak peninggalan sejarah dan yang masih dibuat sampai sekarang ini.

 

Anggap saja seperti  karya saya yang berjudul  Potensi. Dari hanya satu obyek   Pariwisata  maka bisa menciptakan  banyak karya seni khususnya pada karya lukis yang saya geluti, disini nantinya  muncul transaksi ekonomi yang akan berdampak pada peningkatan taraf hidup saya dan juga  penghasilan pajak Daerah/Negara. Sebagai kreator, saya tidak semata-mata mementingkan isi perut, namun ada kesadaran dan kepedulian  untuk mengangkat dan memperkenalkan  budaya lokal didalam negeri maupun diluar negeri dan berharap ada kolektor dari wisatawan asing, jika itu terjadi  maka otomatis ada promosi wisata yang nantinya dapat mengangangkat ekonomi masyarakat lokal serta negara mendapat devisa dari wisatawan asing yang menukar mata uang negaranya dengan Rupiah.

 

 karya Cadio Tarompo "Potensi" asal Balikpapan Kaltim masuk 10 karya favorit di penghargaan Mandiri Art Award 2015. Ajang itu diikuti 1.013 perupa Indonesia dengan 1.075 lukisan


proses Cadio Tarompo melukis Potensi

 

Pelukis Kaltim ( Balikpapan ) karya Cadio Tarompo

Karya Cadio Tarompo (Ariyadi) Pelukis Kaltim Balikpapan 

PAMERAN SENI RUPA “MEMBACA WAJAH INDONESIA

7– 13 Oktober 2019

di Istora Senayan, Jakarta 

Judul Karya                :    Generasi 70 #Perang-perangan

Medium/ teknik          :    Akrilik dan spidol di kanvas

Ukuran (t x p)             :    100 x 130 cm

Tahun                          :    2019

Deskripsi karya           : Ketika masa kanak-kanak kami sering bermain perang-perangan dengan membuat 2 regu yang masing-masing punya pemimpin atau komandan, yaitu regu Indonesia dan regu penjajah baik itu Belanda maupun Jepang. Teman-teman yang bergabung pada regu Indonesia biasanya jika bertemu berteriak dan sahut-sahutan “MERDEKA” sambil mengepal tangan dengan senyum sumringah.

Jiwa Patriot dan Nasionalis pada saat itu cukup tinggi karena kita sering disuguhi kisah-kisah perjuangan Bangsa Indonesia melawan penjajah. Berbeda dengan anak-anak sekarang lebih banyak bermain di dunia maya dan main perang-perangan dengan menjadi tokoh atau pejuang antah berantah.   Hal ini bisa jadi nantinya melunturkan jiwa Nasionalisme pada diri mereka apalagi pada kondisi sekarang membingungkan yang mana kawan yang mana lawan, samar dan nyamar.


hasil lukisan Cadio Tarompo dilihat dengan Kamera Mode Negatif


cara melihat Lukisan Cadio Tarompo "Generasi 70 #Perang Perangan

 

Cadio Tarompo (Ariyadi) Pelukis Balikpapan Kaltim

Samarinda—Disela-sela pekerjaannya Walikota Samarinda H. Syaharie Ja’ang menyempatkan menghadiri bersama beberapa OPD nya pada Pameran Besar Seni 100 Rupa dengan tema Kayu Baimbai yang di gelar di bigmall, foto didepan Karya Cadio Tarompo (Ariyadi) salahsatu Pelukis Kaltim Senin(23/9).

Karya Cadio Tarompo (Ariyadi) Pelukis Balikpapan / Kaltim 

Judul Karya                :    Nyumpit

Medium/ teknik      :    Akrilik di kanvas

Ukuran (t x p)             :    80 x 100 cm

Tahun                          :    2018

Selain Mandau,  Sumpit juga merupakan senjata khas suku Dayak. Selain digunakan untuk berperang tapi lebih banyak dimanfaatkan untuk berburu. Dan diera modern  ini “menyumpit” telah menjadi Olahraga Tradisional yang sering dilombakan.

Walaupun suku Dayak gemar berburu satwa-satwa liar, tapi mereka sangat mengeramatkan Burung Enggang sehingga jenis burung ini tabu untuk diburu. Adapun beberapa assesoris Suku Dayak yang diambil dari bagian-bagian tubuh Enggang yang memang sudah mati.

Alasan bagi Suku Dayak menganggap Burung Enggang sebagai satwa keramat yaitu karena;  Burung ini hanya hinggap di tempat tinggi, tidak makan ditanah, setia dengan pasangannya, kepakan sayap yang besar dengan ekor yang panjang dan suara yang keras. Nah... makanya Burung Indah dengan paruh yang bertanduk ini diyakini sebagai simbol Kemuliaan dan Kebesaran.

Burung Enggang atau Rangkong Gading kini menjadi hewan Langka yang di lindungi dan sangat pas jika Suku Dayak menjadikan Enggang sebagai Hewan yang Keramat hingga dapat terjaga dari kepunahan.